INFO CPNS TAHUN 2018 KABUPATEN KARAWANG


Jadwal Pendaftaran Seleksi Penerimaan CPNS Tahun 2018 Kabupaten Karawang serta Kouta Rekrutmen / Penerimaan CPNS Tahun 2018 Kabupaten Karawang merupakan posting yang saat ini sedang populer, oleh karena itu mudah-mudahan info berikut ini dapat membantu Anda yang membutuhkannya.

Perlu diketahui bahwa Jadwal Pendaftaran Seleksi Penerimaan CPNS Tahun 2018 Kabupaten Karawang sama halnya dengan kabupaten lainnya yakni sesuai dengan ketetapan yang dapat dilihat secara langsung dalam laman https://sscn.bkn.go.id/.  Adapun  Kouta Rekrutmen / Penerimaan CPNS Tahun 2018 Kabupaten Karawang masih didominasi kebutuhan akan tenaga guru (pendidikan) dan tenaga kesehatan. Supaya tidak terjebak tentang kuota CPNS Karawang silahkan akses sendiri laman  https://sscn.bkn.go.id/ dan  menpan.go.id

Anda tertarik mengikuti Pendaftaran Seleksi Penerimaan CPNS Tahun 2018 di Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat ?  Berikut ini Informasi tentang Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Karawang berada dibagian utara Provinsi Jawa Barat yang secara geografis terletak di 107o02 - 107o40 BT dan antara 5o56 - 6o34 LS memiliki luas wilayah 1.753,27 Km2. Daerah ini berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Subang di sebelah timur, Kabupaten Purwakarta di sebelah tenggara, Kabupaten Bogor dan Cianjur di sebelah selatan, Kabupaten Bekasi di sebelah barat.

Sejak zaman dulu masyarakat mengenal Kabupaten Karawang sebagai lumbung padi Jabar. Tingkat produksi padi Karawang tidak lepas dari dukungan sistem pengairan yang memadai, saluran irigasi di Karawang terdiri dari saluran induk tarum utara yang berasal dari Bendungan Walahar, saluran induk tarum barat dan saluran induk tarum timur yang berasal dari bendungan curug. Sistem irigasi serta sarana dan prasarana lain mendukung kegiatan pertanian menjadikan lapangan usaha ini memegang peranan dalam pembentukan PDRB Karawang.

Kini industri pengolahan menempati posisi sebagai penyumbang utama, perdagangan, hotel, dan restoran tetap diurutan kedua sedangkan pertanian dibawahnya. Kegiatan industri di Karawang berlokasi di bagian selatan yakni di kecamatan klari, Telukjambe, Karawang, Jatisari, Pangkalan, dan Cikampek. Berdasrkan sarana dan prasarana kegiatan industri, lokasi industri Karawang dibedakan dalam tiga kategori: Kawasan industri, zona industri, dan kota industri. Industri mesin dan logam dasar merupakn jenis industri yang menyerap investasi terbesar.

Selain hasil industri dan padi, Karawang memiliki produk lain yang berpotensi dikembangkan, jamur merang misalnya dengan luas lahan separuh dari luas wilayah, tentunya Karawang kaya akan jerami, hasil limbah padi ini dapat dimanfaatkan untuk bahan baku jamur merang. Sumber protein nabati yang dapat dikonsumsi sehari-hari itu saat ini dibudidayakan di delapan Kecamatan antara lain Cilamaya, Cikampek, dan Rengasdengklok. Karawang akan tetap mempertahankan predikat lumbung padi tapi tidak alergi dengan industri selain meningkatkan produktivitas padi dan sistem penanaman padi-padi-palawija, kesejahteraan petani juga ditingkatkan dengan mendirikan pasar induk beras yang ditargetkan dimulai pembangunannya.

Kabupaten Karawang merupakan daerah dataran rendah dengan sebagian kecil dataran tinggi terutama di daerah perbukitan/pasir. Daerah perbukitan tersebut antara lain : Gunung Pamoyanan, Dindingsari, Golosur, Jayanti, Godongan, Rungking, Gadung, Kuta, Tonjong, Seureuh, Sinalonggong, Lanjung dan Gunung Sanggabuana. Terdapat pula Pasir Gabus, Cielus, Tonjong dengan ketinggian bervariasi antara 300-1.200 m dpl dan tersebar di Kecamatan Tegalwaru, sebagian kecil Kecamatan Pangkalan dan Kecamatan Ciampel.

Kabupaten Karawang terutama di pantai utara tertutup pasir pantai yang merupakan batuan sedimen yang dibentuk oleh bahan–bahan lepas terutama endapan laut dan aluvium vulkanik. Di bagian tengah ditempati oleh perbukitan terutama dibentuk oleh batuan sedimen, sedangkan dibagian selatan terletak Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291 m dpl, yang mengandung endapan vulkanik.

Kabupaten Karawang dilalui oleh beberapa sungai yang bermuara di Laut Jawa. Sungai Citarum merupakan pemisah antara Kabupaten Karawang dengan Kabupaten Bekasi, sedangkan sungai Cilamaya merupakan batas wilayah dengan Kabupaten Subang. Selain sungai, terdapat 3 buah saluran irigasi yang besar, yaitu : Saluran Induk Tarum Utara, Saluran Induk Tarum Tengah, dan Saluran Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah, tambak dan pembangkit tenaga listrik.

Sejarah Kabupaten Karawang
Sekitar Abad XV Masehi, Agama Islam masuk ke Karawang yang dibawa oleh ulama besar Syeikh Hasanudin bin Yusup Idofi dari Champa yang terkenal dengan sebutan Syeikh Quro. Pada masa itu daerah Karawang sebagian besar masih merupakan hutan belantara dan berawa-rawa.

Keberadaan daerah Karawang yang telah dikenal sejak Kerajaan Pajajaran yang berpusat di Daerah Bogor, karena Karawang pada masa itu merupakan jalur lalu lintas yang sangat penting untuk menghubungkan Kerajaan Pakuan Pajajaran dengan Galuh Pakuan yang berpusat di Daerah Ciamis.

Luas Wilayah Kabupaten Karawang pada saat itu, tidak sama dengan luas Wilayah Kabupaten Karawang pada masa sekarang. Pada waktu itu luas Wilayah Kabupaten Karawang meliputi Bekasi, Purwakarta, Subang dan Karawang sendiri.

Setelah Kerajaan PaJajaran runtuh pada tahun 1579 Masehi, pada tahun 1580 Masehi berdiri Kerajaan Sumedanglarang sebagai penerus Kerajaan Pajajaran dengan Rajanya Prabu Geusan Ulun. Kerajaan Islam Sumedanglarang, pusat pemerintahannya di Dayeuhluhur dengan membawahi Sumedang, Galuh, Limbangan,Sukakerta dan Karawang.

Pada tahun 1608 Prabu Geusan Ulun wafat dan digantikan oleh putranya Ranggagempol Kusumahdinata. Pada masa itu di Jawa Tengah telah berdiri Kerajaan Mataram dengan Rajanya Sultan Agung (1613 - 1645). Salah satu cita-cita Sultan Agung pada masa pemerintahannya adalah dapat menguasai Pulau Jawa dan mengusir Kompeni (Belanda) dari Batavia.

Ranggagempol Kusumahdinata sebagai Raja Sumendanglarang masih mempunyai hubungan keluarga dengan Sultan Agung dan mengakui kekuasaan Mataram. Maka pada Tahun 1620, Ranggagempol Kusumahdinata menghadap ke Mataram dan menyerahkan kerajaan Sumedanglarang di bawah naungan Kerajaan Mataram.

Ranggagempol Kusumahdinata oleh Sultan Agung diangkat menjadi Bupati (Wadana) untuk tanah Sunda dengan batas-batas wilayah disebelah Timur Kali Cipamali, disebelah Barat Kali Cisadane, disebelah Utara Laut Jawa, dan disebelah Selatan Laut Kidul.

Pada Tahun 1624 Ranggagempol Kusumahdinata wafat, dan sebagai penggantinya Sultan Agung mengangkat Ranggagede, Putra Prabu Geusan Ulun.

Ranggagempol II, putra Ranggagempol Kusumahdinata yang semestinya menerima tahta kerajaan, merasa disisihkan dan sakit hati. Kemudian beliau berangkat ke Banten untuk meminta bantuan Sultan Banten agar dapat menaklukkan Kerajaan Sumedang larang dengan imbalan apabila berhasil, maka seluruh wilayah kekuasaan Sumedanglarang akan Diserahkan kepada Banten.

Sejak itu banyak tentara Banten yang dikirim ke Karawang terutama di sepanjang Sungai Citarum, di bawah Pimpinan Sultan Banten bukan saja untuk memenuhi permintaan Ranggagempol II, Tetapi merupakan awal usaha Banten untuk menguasai Karawang sebagai persiapan merebut kembali pelabuhan Banten yang telah dikuasai oleh Kompeni (Belanda), yaitu pelabuhan Sunda Kelapa.

Masuknya tentara Banten ke Karawang beritanya telah sampai ke Mataram. Pada Tahun 1624, Sultan Agung mengutus Surengrono (Aria Wirasaba) dari Mojo Agung, Jawa Timur untuk berangkat ke Karawang dengan membawa 1000 Prajurit dengan keluarganya, dari Mataram melalui Banyumas dengan tujuan untuk membebaskan Karawang dari pengaruh Banten, mempersiapkan logistik dengan membangun gudang-gudang beras dan meneliti rute penyerangan Mataram ke Batavia.

Langkah awal yang dilakukan Aria Surengrono adalah dengan mendirikan 3 (tiga) Desa yaitu Waringinpitu (Telukjambe), Desa Parakansapi (di Kecamatan Pangkalan yang sekarang telah terendam Waduk Jatiluhur) dan Desa Adiarsa (Sekarang ternlasuk di Kecamatan Karawang Barat), dengan pusat kekuatan di ditempatkan di Desa Waringinpitu.

Karena jauh dan sulitnya hubungan antara Karawang dengan Mataram, Aria Wirasaba belum sempat melaporkan tugas yang sedang dilaksanakan kepada Sultan Agung. Keadaan ini menjadikan Sultan Agung mempunyai angqapan bahwa tuqas yang diberikan kepada Aria Wirasaba gagal dilaksanakan.

Demi menjaga keselamatan Wilayah Kerajaan Mataram sebelah barat, pada tahun 1628 dan 1629, bala tentara Kerajaan Mataram diperintahkan Sultan Agung untuk melakukan penyerangan terhadap VOC (Belanda) di Batavia. Namun serangan ini gagal disebabkan keadaan medan yang sangat berat. Sultan Agung kemudian menetapkan Daerah Karawang sebagai pusat logistik yang harus mempunyai pemerintahan sendiri dan langsung berada dibawah pengawasan Mataram serta harus dipimpin oleh seorang pemimpin yang cakap dan ahli perang sehingga mampu menggerakkan masyarakat untuk membangun pesawahan guna mendukung pengadaan logistik dalam rencana penyerangan kembali terhadap VOC (belanda) di Batavia.

Pada tahun 1632, Sultan Agung mengutus kembali Wiraperbangsa Sari Galuh dengan membawa 1.000 prajurit dengan keluarganya menuju Karawang. Tujuan pasukan yang dipimpin oleh Wiraperbangsa adalah membebaskan Karawang dari pengaruh Banten, mempersiapkan logistik sebagai bahan persiapan melakukan penyerangan terhadap VOC (Belanda) di Batavia, sebagaimana halnya tugas yang diberikan kepada Aria Wirasaba yang dianggap gagal.

Tugas yang diberikan kepada Wiraperbangsa dapat dilaksanakan dengan baik dan hasilnya langsung dilaporkan kepada Sultan Agung. Atas keberhasilannya Wiraperbangsa oleh Sultan Agung dianugrahi jabatan Wedana (Setingkat Bupati) di Karawang dan diberi gelar Adipati Kertabumi III serta diberi hadiah sebilah keris yang bernama "Karosinjang".

Setelah penganugrahan gelar tersebut yang dilakukan di Mataram, Wiraperbangsa bermaksud akan segera kembali ke Karawang, namun sebelumnya beliau singgah dahulu ke Galuh untuk menjenguk keluarganya.Atas takdir IIlahi Beliau kemudian wafat saat berada di Galuh.

Setelah Wiraperbangsa Wafat, Jabatan Bupati di Karawang dilanjutkan oleh putranya yang bernama Raden Singaperbangsa dengan gelar Adipati Kertabumi IV yang memerintah pada tahun 1633-1677.

Pada abad XVII kerajaan terbesar di Pulau Jawa adalah Mataram, dengan raja yang terkenal yaitu Sultan Agung Hanyokrokusumo. la tidak menginginkan wilayah Nusantara diduduki atau dijajah oleh bangsa lain dan ingin mempersatukan Nusantara.

Dalam upaya mengusir VOC yang telah menanamkan kekuasaan di Batavia, Sultan Agung mempersiapkan diri dengan terlebih dahulu menguasai daerah Karawang, untuk dijadikan sebagai basis atau pangkal perjuangan dalam menyerang VOC.

Ranggagede diperintahnya untuk mempersiapkan bala tentara/prajurit dan logistik dengan membuka lahan-Iahan pertanian, yang kemudian berkembang menjadi lumbung padi.

Tanggal 14 September 1633 Masehi, bertepatan dengan tanggal 10 Maulud 1043 Hijriah, Sultan Agung melantik Singaperbangsa sebagai Bupati Karawang yang pertama, sehingga secara tradisi setiap tanggal 10 Maulud diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Karawang.

Berawal dari sejarah tersebut dan perjuangan persiapan proklamasi kemerdekaan RI, Karawang lebih dikenal dengan julukan sebagai kota pangkal perjuangan dan daerah lumbung padi Jawa Barat.

Kecamatan di Kabupaten Karawang
Daftar kecamatan (diurutkan berdasarkan abjad) yang ada di Kabupaten Karawang, yang bisa Anda jadikan panduan dalam membaca KarIn atau pun bagi Anda yang ingin jalan-jalan di Kota Lumbung Beras ini. Berikut adalah nama kecamatan beserta desa yang meliputinya :
Kecamatan Banyusari
Meliputi Desa : Gembongan, Gempol, Gempol Kolot, Banyuasih, Kutaraharja, Tanjung, Jayamukti, Cicinde Utara, Cicinde Selatan, Mekarasih, Talunjaya, Pamekaran

Kecamatan Batujaya
Meliputi Desa : Batujaya, Telukambulu, Telukbango, Karyabakti, Baturaden, Segaran, Segarjaya, Kutaampel, Karyamulya, Karyamakmur

Kecamatan Ciampel
Meliputi Desa : Kutapohaci, Parungmulya, Kutamekar, Kutanegara, Mulyasari, Mulyasejati, Tegallega

Kecamatan Cibuaya
Meliputi Desa : Pejaten, Cibuaya, Kertarahayu, Sukasari, Kedungjeruk, Kalidungjaya, Sedari, Cemarajaya, Jayamulya, Kadungjaya, Gebangjaya

Kecamatan Cikampek
Meliputi Desa : Dawuan Timur, Kalihurip, Cikampek Kota, Dawuan Tengah, Cikampek Selatan, Cikampek Pusaka, Cikampek Barat, Cikampek Timur, Kamojing, Dawuan Barat

Kecamatan Cilamaya Kulon
Meliputi Desa : Sukamulya, Tegalurung, Langensari, Bayur Lor, Bayur Kidul, Kiara, Manggungjaya, Sumurgede, Muktijaya, Pasirukem, Pasirjaya, Sukajaya

Kecamatan Cilamaya Wetan
Meliputi Desa : Mekarmaya, Cilamaya, Muara, Muara Baru, Sukatani, Tegalwaru, Tegalsari, Cikalong, Cikarang, Rawagempol Wetan, Rawagempol Kulon, Sukakerta

Kecamatan Cilebar
Meliputi Desa : Kertamukti, Rawasari, Pusakajaya Selatan, Pusakajaya Utara, Cikande, Kosambibatu, Tanjungsari, Mekarpohaci, Ciptamargi, Sukaratu

Kecamatan Jatisari
Meliputi Desa : Mekarsari, Jatisari, Barugbug, Cikalongsari, Cirejag, Jatibaru, Jatiragas,  Jatiwangi, Kalijati, Balonggandu, Pacing, Situdam, Sukamekar, Telarsari

Kecamatan Jayakerta
Meliputi Desa : Jayamakmur, Kemiri, Makmurjaya, Kertajaya, Jayakerta, Medangasem, Ciptamarga, Kampungsawah

Kecamatan Karawang Barat
Meliputi Desa : Tanjungmekar, Adiarsa Barat, Tanjungpura, Karawang Kulon,  Tunggakjati, Karangpawitan, Nagasari, Mekarjati

Kecamatan Karawang Timur
Meliputi Desa : Adiarsa Timur, Karawang Wetan, Palumbonsari, Plawad, Tegalsawah, Margasri, Kondangjaya, Warungbambu

Kecamatan Klari
Meliputi Desa : Duren, Pancawati, Walahar, Kiarapayung, Sumurkondang, Cibalongsari, Klari, Belendung, Anggadita, Gintungkerta, Curug, Karanganyar, Cimahi

Kecamatan Kotabaru
Meliputi Desa : Wancimekar, Pangulah Selatan, Pangulah Utara, Pangulah Baru, Pucung, Jomin Timur, Jomin Barat, Sarimulya, Cikampek Utara

Kecamatan Kutawaluya
Meliputi Desa : Waluya, Mulyajaya, Kutakarya, Kutagandok, Kutamukti, Kutajaya, Sampalan, Sindangmulya, Sindangmukti, Kutaraja, Sindangsari, Sindangkarya

Kecamatan Lemahabang
Meliputi Desa : Karyamukti, Ciwaringin, Waringinkarya, Kedawaru, Karangtanjung, Pasirtanjung, Lemahabang, Lemahmukti, Pulojaya, Pulokalapa, Pulomulya

Kecamatan Majalaya
Meliputi Desa : Majalaya, Ciranggon, Pasirjengkol, Sarijaya, Bengle, Lemahmulya, Pasirmulya

Kecamatan Pakisjaya
Meliputi Desa : Tanjungmekar, Telagajaya, Telukbuyung, Tanahbaru, Solokan, Tanjungbungin, Telukjaya, Tanjungpakis

Kecamatan Pangkalan
Meliputi Desa : Ciptasari, Tamanmekar, Tamansari, Jatilaksana, Cintaasih, Kertasari, Mulangsari, Medalsari

Kecamatan Pedes
Meliputi Desa : Payungsari, Karangjaya, Kertaraharja, Sungaibuntu, Dongkal, Kertamulya, Puspasari, Labanjaya, Jatimulya, Rangdumulya, Kendaljaya, Malangsari

Kecamatan Purwasari
Meliputi Desa : Sukasari, Purwasari, Mekarjaya, Tamelang, Cengkong, Tegalsari, Karangsari, Darawolong

Kecamatan Rawamerta
Meliputi Desa : Sukamerta, Kutawargi, Panyingkiran, Pasirkaliki, Pasirawi, Balongsari, Mekarjaya, Sekarwangi, Purwamekar, Sukapura, Cibadak, Sukaraja, Gembongsari

Kecamatan Rengasdengklok
Meliputi Desa : Rengasdengklok Selatan, Rengasdengklok Utara, Kertasari, Dewisari, Amansari, Karyasari, Dukuhkarya, Kalangsari, Kalangsurya

Kecamatan Tegalwaru
Meliputi Desa : Cintalaksana, Cigunungsari, Wargasetra, Mekarbuana, Cintawangi, Cintalanggeng, Kutalanggeng, Kutamaneuh, Cipurwasari

Kecamatan Telagasari
Meliputi Desa : Telagamulya, Telagasari, Pasirtelaga, Cariumulya, Pasirmukti, Kalibuaya, Pasirkemuning, Kalijaya, Kalisari, Cadaskertajaya, Cilewo, Ciwulan, Linggarsari, Pulosari

Kecamatan Telukjambe Barat
Meliputi Desa : Karangmulya, Margakaya, Margamulya, Karangligar, Mekarmulya, Parungsari, Wanasari, Wanakerta, Wanajaya, Mulyajaya

Kecamatan Telukjambe Timur
Meliputi Desa : Sukaluyu, Sukaharja, Sirnabaya, Puserjaya, Telukjambe, Wadas, Purwadana, Sukamakmur, Pinayungan

Kecamatan Tempuran
Meliputi Desa : Pancakarya, Dayeuhluhur, Lemahduhur, Lemahkarya, Lemahsubur, Lemahmakmur, Purwajaya, Tanjungjaya, Sumberjaya, Pagadungan, Tempuran, Cikuntul, Jayanegara, Ciparagejaya

Kecamatan Tirtajaya
Meliputi Desa : Sabajaya, Pisangsambo, Gempolkarya, Medankarya, Tambaksumur, Tambaksari, Sumurlaban, Srijaya, Kutamakmur, Bolang, Srikamulyan

Kecamatan Tirtamulya
Meliputi Desa : Citarik, Karangsinom, Karangjaya, Parakan, Parakanmulya, Kamurang, Cipondoh, Kertawaluya, Bojongsari, Tirtasari



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.